Sejarah Desa Dinden belum bisa dipastikan kebenarannya karena para pelaku sejarah maupun keturunannya sudah tidak ada. Namun dari pengumpulan cerita-cerita atau legenda dari para sesepuh desa Dinden dan sekitarnya, Dinden memiliki kisah atau legenda yang cukup menarik.
Menurut legenda masyarakat pada zaman dahulu kala (masih dalam penjajahan Belanda) desa ini menjadi rebutan baik oleh Belanda maupun oleh para pejuang kita. Entah karena posisinya yang strategis atau karena alasan lain tidak dapat diketahui secara pasti.
Karena saling berebut atau saling menggusur (bahasa jawa : saling lindih-lindihan, ndih-ndihan) menjadi kata ndi-ndi-an. Karena kebiasaan lafal jawa kata kerja atau kata benda yang diakhiri dengan huruf i mendapat akhiran an sering dilafalkan en (asal : ian). Contoh : Pe-santri-an menjadi pesantren, ke-mantri-an menjadi kemantren. Maka desa inipun mudah disebut dengan nama Dinden (baca : nDinden).
Dari alur sejarah entah sampai keturunan kepala desa yang keberapa yang diingat oleh masyarakat, bahwa desa Dinden pernah dipimpin oleh seorang kepala desa seumur hidup yaitu mbah lurah Rono Karso yang meninggal dunia pada tahun 1980, kemudian digantikan oleh mbah lurah Sumbodo sebagai Pejabat sementara tetapi memerintah desa Dinden cukup lama sampai habis masa jabatannya. Setelah masa pemerintahan mbah Sumbodo, barulah dilaksanakan Pemilihan Kepala Desa yang dilaksanakan secara demokrasi yaitu melalui pemilihan langsung.
Kemudian bersamaan dengan semangat perubahan maka desa ini pada kira-kira tahun 90-an membagi wilayahnya menjadi 3 dusun yaitu dusun Dinden 1, dusun Dinden 2 dan dusun Dinden 3.
Adapun Desa Dinden dibagi menjadi 3 (tiga) dusun, yaitu :
Para pejabat Kepala Desa Dinden semenjak berdirinya Desa Dinden adalah sebagai berikut :
NO |
NAMA | MASA JABATAN |
KETERANGAN |
1 |
RONO KARSO | Seumur Hidup | Lurah Pertama |
2 |
SUMBODO | 1979 – 1987 | Lurah Kedua |
3 |
Drs. SUTOPO | 1987 – 2006 | Lurah Ketiga |
4 |
SUTRISNO, S.IP. | 2007 – 2019 | Lurah Keempat |
5 |
GULIT DANAN P.U., S.E., S.Gz. | 2019 – sekarang | Lurah Kelima |